ANALISIS DAN EVALUASI TERHADAP PANDANGAN THOMAS AQUINAS TENTANG GAMBAR ALLAH |
Author : Adi Putra |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penelitian ini membahas tentang analisis dan evaluasi terhadap pandangan Thomas Aquinas tentang “gambar Allah”. Melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut Pandangan Aquinas tentang Gambar Allah sangat tidak alkitabiah. Oleh karena lebih cenderung kepada filsafat Plato dan Aristoteles. Ini merupakan ciri khas dari teologi kelompok skolastik.Oleh karena teolog skolastik cenderung menempatkan rasio lebih dominan dalam berteologi dibanding Alkitab.Selanjutnya, gambar Allah yang disandang oleh manusia tidak hanya terdapat pada rasio saja, melainkan pada totalitas eksistensi manusia di bumo sebagai wakil Allah.Gambar Allah pada manusia mengalami kerusakan yang parah pasca kejatuhan manusia dalam dosa. Rasio tidak lebih baik dari pada tubuh. Dengan kata lain, seluruh bagian dari manusia, baik roh, rasio, moral, tubuh, ketika diciptakan dalam keadaan yang mulia atau sungguh amat baik. Hal ini menolak pandangan Aquinas yang menyatakan bahwa ada kekuatan-kekuatan yang lebih rendah. Terakhir, melalui penelitian ini hendak ditegaskan bahwa gambar Allah yang sejati ada dalam Kristus. Hal ini memberi dampak bahwa hanya melalui Kristus-lah gambar Allah yang telah rusak parah dapat diperbaiki. |
|
MAKNA INJIL BERDASARKAN ROMA 1: 16-17 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI GEREJA MASA KINI |
Author : Kejar Hidup Laia |
Abstract | Full Text |
Abstract :Kejatuhan manusia pertama (Adam) ke dalam dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaan Allah, manusia mati binasa serta terpisah dari Allah. Injil adalah kabar sukacita tentang Yesus Kristus yang lahir, mati disalibkan, bangkit kembali untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya. Percaya Injil berarti percaya tentang karya penebusan Kristus, menolak Injil berarti menolak Keselamatan. Di dalam Injil kebenaran Allah dinyatakan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kebenaran ini berkaitan dengan kebenaran Allah yang mutlak yang tidak dimiliki oleh siapapun. Kebenaran Allah dinyatakan dalam Injil terkait dengan kebenaran yang telah Allah kerjakan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan orang yang berdosa. Keselamatan hanya dapat diterima melalui iman. Iman adalahanugerah dari Allah yang diberikan kepada manusia sehingga percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Injil memberikan harapan dan membebaskan manusia dari maut. Untuk mendapatkan keselamatan, setiap orang harus mendengarkan Injil. Tugaspenginjilan merupakan tanggungjawab Gereja(orang percaya) untuk memberitakan berita keselamatan dalam kuasa Roh Kudus kepada orang-orang berdosa supaya bertobat dan beriman kepada Yesus serta menjadi murid yang menaati Amanat Agung Tuhan Yesus. |
|
CERDIK SEPERTI ULAR DAN TULUS SEPERTI MERPATI: BERDASARKAN MATIUS 10:16B |
Author : Arif Yupiter Gulo |
Abstract | Full Text |
Abstract :Artikel ini membahas tentang studi eksegesis terhadap ungkapan, “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” dalam Matius 10:16b, dengan tujuan agar makna yang sesungguhnya dari ungkapan tersebut diperoleh dan oleh para pelayan dapat menerapkan dalam pelayanan. Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang secara spesifik merujuk kepada studi eksegesis. Melalui studi apparatus, analisis dan sintaksis, serta studi narasi interpretative terhadap teks Matius 10:16b, penulis menemukan bahwa ungkapan tersebut mengacu kepada upaya menghadapi tantangan dalam pelayanan yang ditandai bahwa para pelayan sepatutnya memiliki hikmat dan integritas sehingga pekabaran dan pewartaan kerajaan Allah dapat terwujud dan tercapai. |
|
MENGELOLA PERBEDAAN MENJADI SEBUAH KEKAYAAN: SUATU ANALISIS TEKS KOLOSE 3:12-17 |
Author : Manase Gulo |
Abstract | Full Text |
Abstract :Keberhasilan menjadikan perbedaan menjadi sebuah kekayaanmerupakan kerinduan setiap umat manusia pada umumnya dan orang percaya pada khususnya. Setiap orang merindukan adanya kesatuan. Namun, realitas yang terjadi konflik sering terjadi baik di dalam keluarga, di dalam bergereja maupun di dalam kehidupan berbangsa. Salah satu penyebabadanya konflik dikarenakantidak mampu mengelola perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalahperbedaan agama, suku, budaya, pendidikandan lain sebagainya. Bila perbedaan ini tidak dikelola dengan baik, maka konflik terus ada baik di dalam keluarga, di dalam bergereja maupun di dalam kehidupan berbangsa.Melihat situasi seperti yang dipaparkan di atas, sangat diperlukan teori bagaimana mengelola perbedaan menjadi sebuah kekakayaan.Artikel ini akan memberikan sebuah teori bagaimana cara mengelola perbedaan menjadi sebuah kekayaan. Teori ini merupakan analisisdari Kolose 3:12-17. |
|
MEMBACA DAN MEMAKNAI MAZMUR RATAPAN 12 DENGAN METODE BACA GALI ALKITAB |
Author : Hasahatan Hutahaean, Elirani Gea, Adarsan Simarmata |
Abstract | Full Text |
Abstract :Salah satu jenis mazmur adalah Ratapan. Mazmur Ratapan dinyanyikan dengan meratap, menangis didorong oleh kesedihan yang dialami pemazmur. Daud menuliskan banyak mazmur dimana salah satunya adalah ratapan pada Mazmur 12. Dalam tulisan ini pemazmur mengalami perubahan mood (perasaan) dari meratap, sukacita berpengharapan kemudian kembali lagi meratap.Penelitianyang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan kualitatif dengan meteode penelusuran kepustakaan.Sedangkan penafsiran untuk menemukan makna teks Tim Peneliti menggunakan metode Baca Gali Alkitab (BGA). Metode BGA adalah cara penafsiran yang sederhananamun praktis yang dirancang awalnya untuk saat teduh orang kristen. Temuan Peneliti dari penafsiran Mazmur 12 berupa perasaan pemazmur yang masih meratap atas situasi sekitarnya. Meski pemazmur sempat mengalami sukacita karena Allah akan menyelamatkan, namun orang-orang fasik masih ada dan kebusukan tetap muncul di antara anak manusia. Karena karya Allah tidak bergantung pada ada atau tidaknya orang-orang fasik dan kebusukan di antara anak-anak manusia. |
|
KESERUPAAN DENGAN YESUS DALAM PENDERITAAN, KESENGSARAANDAN KEMATIAN-NYA |
Author : Lewi Nataniel Bora |
Abstract | Full Text |
Abstract :Mengikut Yesus memiliki risiko yang harus dihadapi. Setiap orang yang akanmasuk dalam persekutuan dengan Dia akan mendapatkan tantangan. Tantangan untuk “memikul salib” telah disampaikan oleh Yesus ketika Dia berada di dalam dunia.Seseorang yang mengikuti Dia, akan mengalami penderitaan. Penderitaan yang dihadapi bukanlah akibat dari kesalahan yang menyedihkan, tetapi karenaperbedaan antara hudip pada kepuasan diri dengan penyangkalan diri saat Yesus memanggi kita.Seseorang dituntut untuk mencontohi Yesus dalam menghadapi berbagai penderitaan yang ada akibat dari penyangkalan diri yang dihasilkan dari persekutuannya dengan Yesus.Seseorang yang dapat bertahan dalam penderitaan akan terus berada dalam persekutuan dengan Yesus.Ketabahan dalam menghadapi situasi tersebut akan membawa pada keserupaan dengan Yesus. Keserupaan merupakan bagian penting dalam persekutuan dengan Yesus. |
|
HUBUNGAN PEMAHAMAN PELAYANAN DAN PANGGILAN DENGAN KESETIAAN PENGERJA DI GEREJA |
Author : Wirianto Ng, Gundari Ginting, Lukgimin Aziz |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penelitian ini untuk mengetahui hubungan baik secara parsial maupun secara bersama-sama antara pemahaman pelayanan dan panggilan melayani dengan kesetiaan melayani. Tempat penelitian di GBI My Family. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pola ex post factodan kuantitatif.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier dan signifikan antara variabel X1 dengan variabel Y serta X1bersama X2 dengan Y. Pengerja di gereja, sebaiknya menyadari bahwa mereka telah diselamatkan dan saatnya untuk membalas kebaikan Tuhan dengan melayani-Nya di gereja. Disarankan agar penelitian ini menjadi salahsatu bahan pedoman sebagai landasan dalam kehidupan pelayanan oleh para pengerja di ladang Tuhan. |
|
KAJIAN BIBLIKA1KORINTUS 15: 1-11 BAGI PEMAHAMAN IMAN KRISTEN TENTANG KEBANGKITAN YESUS KRISTUS |
Author : Moses Wibowo, Tony Salurante |
Abstract | Full Text |
Abstract :Doktrin kebangkitan Kristus merupakan salah satu fondasi iman orang percaya. Akan tetapi fondasi iman ini terus mendapat tantangandan serangan. Salahsatunya adalah Rudolf Bultmann yang menyakini bahwa kebangkitan Yesus Kristus hanyalah kebangkitan spiritual dan bahkan bukan realitas-historis obejektif. Di dalam konteks Indonesia terdapat tradisi “RambuSolo.” Tradisi ini mempercayai bahwa dengan cara memotong kerbau akan berkontribusi menjaga roh orang mati sampai ke tempat aman. Ajaran tentang kebangkitan dalam 1Korintus ada karena masalah pemahaman yang keliru. Situasi ini bisa terus terjadi diberbagai tempat. Oleh karena itu artikel ini akan meneliti ajaran Paulus dalam 1 Korintus 15, khususnya ayat 1-11 sebagai usaha menjawab ajaran dan praktik hidup yang kurang memahami akan karya kebangkitan Yesus Kristus. Metode yang dipakai adalah eksegesis biblikal terhadap 1 Korintus 15:1-11. Melalui eksegesis dihasilkan bahwa kebangkitan Yesus Kristus adalah suatu realitas historisobjektif. Bahwa Ia bangkit dari kematian fisik. Signifikansi eksegesis 1Korintus 15: 1-11 bagi ajaran Bultmann dan tradisi “RambuSolo” menunjukkan bahwa keduanya tidak biblikal. |
|